mantiq-sullamul munauroq

makalah fiqih,tafsir, hadis dll

Selasa, 28 Juli 2020


TATA CARA SHALAT JUM’AT
 Oleh : Ahmad Faruq Ardianto


A.    Tata Cara Shalat Jum’at
Tata cara pelaksanaan shalat jum'at pada dasarnya sama dengan pelaksanaan shalat maktubah lain, hanya saja dalam pelaksanaan shalat jum’at sebelumnya harus didahului dengan dua khutbah.
     Sedangkan tatacaranya adalah sebagai berikut :
1.      Muadzin mengumandangkan Adzan yang pertama
2.      Jamaah yang hadir  biasanya melaksanakan shalat sunnah Qobliyah jum’at (yang akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya)
3.      Muroqqi/bilal berdiri menghadap para jama’ah sambil membawa tongkat dan mengucapkan salam kemudian membaca kalimat himbauan (menghimbau jamaah yang hadir) yang biasanya menggunakan kalimat berikut :
يَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، رُوِيَ عَنْ أَبِى هُـرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ أَنْصِتْ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ، أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ، أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ، أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ، لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
4.      Kemudian Khotib naik ke mimbar, Muroqqi/bilal memberikan tongkat kepada khotib kemudian Muroqqi/bilal membaca sholawat semisal berikut :
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
5.      Kemudian Muroqqi/bilal mengahadap kepada para jama’ah dan membaca do’a semisal berikut :[1]
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات، َاْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، وَيَسِّرْ هُمْ عَلَى مُعَانِدِ الدِّيْن، رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.




Ada sebagian daerah yang bacaan do’anya sebagai berikut :
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات، َاْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِ الدِّيْن رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Atau bacaan do’anya sebagai berikut :
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات، َاْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ وَيَسِّرْ هُمْ عَلَى إِقَامَةِ الدِّيْن. رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Pada prinsipnya semua macam do’a bagi muroqqi/bilal tersebut diatas diperbolehkan, bahkan bisa memakai do’a lain, karena tidak ada ketentuan dari nash al Qur’an ataupun hadits yang mengharuskan memakai do’a tertentu berkaitan dengan do’a tersebut.
6.      Khotib disunnahkan mengucapkan salam, kemudian duduk dan Muroqqi/bilal mengumandangkan adzan jum’at yang kedua.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  كَانَ إِذَا صَعِدَ الْمِنْبَرَ سَلَّمَ
"Sesungguhnya Nabi  SAW. apabila naik mimbar, beliau memberi salam kepada jama'ah.[2]
7.      Khotib membaca khutbah (dengan memperhatikan syarat dan rukun yang telah ditentukan)
8.      Diantara Khutbah pertama dan kedua, ketika khotib sedang duduk Muroqqi/bilal kemudian membaca sholawat semisal berikut :
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
9.      Setelah khutbah yang kedua selesai, kemudian Muroqqi/bilal mengumandangkan iqomah, dan melaksanakan shalat Jum'at secara jamaah. Sedangkan lafadz niatnya sebagaimana berikut :
اُصَلِّى فَرْضَ الْجُمْعَةِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا/ اِمَامًا) للهِ تَعَالَى


[1] Hendaknya bilal membacanya dengan jelas sehingga bisa didengar oleh jamaah yang hadir, karena bacaan tersebut merupakan do’a yang biasanya di-amin-i oleh para jamaah yang hadir. Karena seseorang tidak disunnahkan membaca amin ketika tidak mendengar bacaan do’a orang lain, atau mendengar tetapi tidak jelas. Lihat : Fathul Wahab juz I hal. 43
[2] HR.  Ibn Majah 1109, Thabrani 2/226, dari Jabir bin 'Abdullah, dengan sanad hasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar